Sabtu, 29 Oktober 2016

Mau Kaya Ilmu? Yuk Membaca!



Semakin berkembangnya zaman semakin pula teknologi berkembang, tetapi tidak untuk yang satu ini. Ya, minat baca. Dari tahun ke tahun minat baca di Indonesia semakin rendah. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa lebih banyak memanfaatkan waktu luang dengan gadget dibandingkan membaca buku.

Buku yang merupakan jembatan ilmu, kini telah memudar. Ia hanya dibiarkan tersimpan manis di dalam rak. Dengan sarang laba-laba yang setia menghiasi dan hanya dibaca sesekali. Oh, betapa mirisnya saat ini.

Bagaimana bangsa ini mau maju? Jika minat baca sudah semakin tersingkir. Bagaimana bangsa ini mau bebas dari kebodohan? Jika buku hanya dibiarkan di rak saja. Yuk, benahi diri demi meningkatkan minat baca dengan beberapa tips di bawah ini.

1. Niat dalam diri
Semua berawal dari niat. Jika niat sudah ada, pasti kemauan pun ikut ada. Tekankan dalam diri bahwa membaca adalah jendela dunia. Dengan begitu, pasti kita akan terbebas dari kebodohan.

2. Manfaatkan waktu luang
Jika waktu luangmu hanya diisi dengan bermain gadget atau kegiatan yang tidak bermanfaat, ubalah dari sekarang! Coba isi waktu luangmu dengan kegiatan bermanfaat, misalnya membaca buku. Dipastikan waktu luangmu tidak akan terbuang sia-sia.

3. Menyisihkan uang untuk membeli buku
Menyisihkan uang untuk memenuhi kebutuhan merupakan suatu kewajiban. Prioritaskan buku sebagai kebutuhanmu. Tak perlu membeli buku dengan harga mahal, cukup membeli buku dengan harga murah tetapi kaya akan manfaat.

4. Lebih memilih perpustakaan daripada tempat wisata
Jika bingung memilih tempat berakhir pekan, pilihlah perpustakaan sebagai tujuannmu. Tak hanya membaca buku saja, kita bisa bersenda gurau bersama teman. Tentu akhir pekanmu akan lebih indah.

5. Meminjam buku
Ini merupakan salah satu cara hemat untuk meningkat minat baca. Pinjamlah buku dari perpustakaan atau teman, tetapi ingat buku itu harus dikembalikan sesuai waktu dan dalam keadaan baik.

Mungkin memang membaca dapat menyita waktumu, tetapi tidak untuk masa depanmu.

YUK MEMBACA!

Minggu, 02 Oktober 2016

Ikan Asin Si Penyambung Rezeki


Bangun lebih pagi menjadi kesehariannya. Di saat orang-orang masih terlelap, ia sudah bergegas memulai hari. Bukan pegawai, apalagi orang hebat yang mengenakan dasi. Tetapi sama sama mengais rezeki, demi istri dan sang buah hati.

Di sebuah pasar kecil di daerah Bojonggede, “Pasar Desa” itulah sapaannya. Menjadi tempat mencari rezeki bagi ia dan sebagian orang. Berlomba-lomba mendapatkan rupiah demi rupiah. Beragam sayur mayur, lauk pauk, hingga pakaian ditawarkan di dalamnya. Jauh dari kesan mewah dan wah. Kotor dan bau mungkin sudah menjadi temannya sehari-hari.

Pasar yang berada di pinggir jalan ini, tak jarang menimbulkan kemacetan. Di setiap harinya ibu-ibu datang dan memburu sayur serta lauk yang akan dijadikan menu andalan bagi keluarga. Tawar-menawar menjadi taktik di dalamnya.
“Sin…..asin……asin……,” begitu teriaknya.

Suara lantang selalu diserukan Mahdi, si penjual ikan asin. Lewat sebuah kios kecil yang disewa, ia jajakan barang dagangannya. Beragam ikan asin ditawarkan, harganya pun bervariasi mulai dari 13.000 hingga 130.000. Ikan asin yang ia jual selalu diminati oleh para ibu. Selain rasanya yang gurih, ikan asin juga dapat disajikan sebagai makanan pendamping sayur asam dan sambal terasi.

Ikan asin yang dijualnya ia dapatkan dari pemasok laut seketeng Bogor. “Awal saya jualan sih saya datang ke tempatnya langsung buat pilih-pilih ikan asin yang masih segar, tetapi karena sekarang sudah jadi langganan biasanya mereka langsung kirim ke tempat saya,” ujarnya.

Berjualan dari pukul lima pagi hingga lima sore selalu ia lakoni setiap hari. Rasa letih mungkin selalu datang menghampiri. Namun selalu ia tutupi, lewat simpulan senyum yang selalu menghiasi. Selain itu, sikapnya yang ramah menjadi cara memikat pembeli.

Lima belas tahun menjadi pedagang bukanlah waktu yang singkat. Mengais rezeki, berlomba-lomba mengadu nasib demi mendapatkan yang tebaik. Suka duka pahitnya kehidupan telah ia lalui. Merugi dalam jumlah besar bukan hal baru baginya. Ikhlas, itulah kata dalam setiap langkah semata-mata mencari ridho-Nya.

Diusia yang telah menginjak kepala lima, tak membuat semangatnya surut. Pengalaman pahit yang dialami ketika mendapatkan phk, ia jadikan pelajaran. Lewat pengalaman itu, ia terpacu untuk merangkai masa depan. Bagi Mahdi, “Mau jadi karyawan mau jadi pedagang sama saja yang penting bisa buat nafkah keluarga dan sekolah anak,” begitu tuturnya.


Kini lewat ikan asin ia dapat menyambung hidup. Lewat ikan asin, ia dapat menjalani kehidupan sehari-hari. Lewat ikan asin pula, ia dapat menafkahi istri. Tak heran jika ia menyebut ikan asin sebagai si penyambung rezeki. 

Kamis, 22 September 2016

Tak Mudah Menjadi Pemimpin Media


Dunia jurnalistik, mungkin dunia yang terkait erat dengan media. Baik cetak maupun online. Setiap hari mereka berlomba-lomba menyampaikan informasi terbaru berdasarkan fakta yang ada. Tetapi siapa sesorang yang berada dibalik kesuksesan semua media saat ini?. Ya, dia adalah pemimpin media.

Menjadi pemimpin media itu mungkin banyak didambakan setiap orang. Tak hanya mereka yang berasal dari dunia jurnalistik, di luar jurnalistik pun bisa. Tapi bagaimana perjuangan meraka? Bisa merintis dari nol hingga sesukses saat ini?

Mereka biasanya memulai semua dari awal, berjuang membangun bersama-sama hingga seperti saat ini. Sebagai contoh lihatlah perjuangan Chairul Tanjung, siapa yang tak kenal beliau? Terkenal dengan sebutan “Si Anak Singkong” ini tengah berada di puncak sebagai hasil kerja kerasnya. Bagaimana tidak, memulai usaha sejak bangku kuliah sering kali mengalami kebangkrutan tetapi beliau tak pantang menyerah. Beliau selalu mecoba, mencoba, dan mencoba.

Tetapi disini tidak akan membahas “Si Anak Singkong” secara mendalam, beliau hanya menjadi panutan bagi kita semua. Bayangkan saja merintis semua dari awal, jatuh bangun sering kali dialami hingga kini dapat mencapai puncak kesuksesannya. Apakah itu mudah? Tentu tidak.

Memang menjadi pemimpin media tidak semudah membalikkan telapan tangan. Beberapa hal harus dimiliki sebagai dasar. Dasar yang dijadikan sebagai pondasi, harus dibangun dengan kokoh dan kuat. Mengapa? karena jika tidak pasti akan mudah runtuh atau bahkan hancur.

Mental kuat. Mental kuat sangat diperlukan, terutama dalam membangun sebuah media. Jika kita ketahui bersama, dalam membangun media pasti mengalami berbagai ujian. Semakin banyak ujian yang diperoleh, maka semakin terasah pula mental yang dimiliki. Dengan begitu, perlahan media yang dirintis pasti akan berada pada puncak kesuksesannya.

Kesabaran. Kesabaran memang salah satu sifat yang dimiliki oleh semua orang, namun pemimpin media harus memiliki tingkat kesabaran yang ekstra. Untuk apa? Guna mengahadapi dan menyatukan semua orang yang bekerja di media tersebut, yang memiliki karakter dan sifat berbeda-beda setiap orangnya. Dengan dapat menyatukan seluruhnya maka akan tercipta media yang solid dan tak ada pembeda.

Strategi. Strategi khusus sangat dibutuhkan, terutama dalam menyusum progam-program, baik itu program hiburan, sinetron, ataupun program berita. Pemimpin media dan para staffnya berusaha untuk menyajikan program hiburan dan sinetron yang dapat memberikan nilai edukasi di dalamnya. Selain itu, program berita juga harus disajikan sebagai program berita yang independen. Tak memihak kepada salah satu pihak, agar tak membingungkan masyarakat. Dengan menyajikan berbagai acara seperti itu, pasti citra media tersebut selalu dipandang baik oleh masyarakat.




Jumat, 25 Januari 2013

Puisi pak BJ Habibie buat ibu Ainun

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. ..
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, ...
dan kematian adalah sesuatu yang pasti ...
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu ....
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, ..
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi ....
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang ...
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, ..
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, ...
aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini ...
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, ..
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik ..
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini ...
Selamat jalan, ..
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, ...
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada ...
selamat jalan sayang, ..
cahaya mataku, penyejuk jiwaku, ...
selamat jalan, ...
calon bidadari surgaku ...
- HABIBIE -

"Dari puisi diatas patuh kita contoh sosok pak BJ habibie yg setia kepada ibu Ainun walau mereka kini hidup dialam berbeda namun cinta mereka tetap abadi selamanya"