Dunia jurnalistik, mungkin dunia yang terkait erat dengan media. Baik cetak maupun online. Setiap hari mereka berlomba-lomba menyampaikan informasi terbaru berdasarkan fakta yang ada. Tetapi siapa sesorang yang berada dibalik kesuksesan semua media saat ini?. Ya, dia adalah pemimpin media.
Menjadi
pemimpin media itu mungkin banyak didambakan setiap orang. Tak hanya mereka
yang berasal dari dunia jurnalistik, di luar jurnalistik pun bisa. Tapi
bagaimana perjuangan meraka? Bisa merintis dari nol hingga sesukses saat ini?
Mereka
biasanya memulai semua dari awal, berjuang membangun bersama-sama hingga
seperti saat ini. Sebagai contoh lihatlah perjuangan Chairul Tanjung, siapa
yang tak kenal beliau? Terkenal dengan sebutan “Si Anak Singkong” ini tengah
berada di puncak sebagai hasil kerja kerasnya. Bagaimana tidak, memulai usaha
sejak bangku kuliah sering kali mengalami kebangkrutan tetapi beliau tak
pantang menyerah. Beliau selalu mecoba, mencoba, dan mencoba.
Tetapi
disini tidak akan membahas “Si Anak Singkong” secara mendalam, beliau hanya
menjadi panutan bagi kita semua. Bayangkan saja merintis semua dari awal, jatuh
bangun sering kali dialami hingga kini dapat mencapai puncak kesuksesannya.
Apakah itu mudah? Tentu tidak.
Memang
menjadi pemimpin media tidak semudah membalikkan telapan tangan. Beberapa hal
harus dimiliki sebagai dasar. Dasar yang dijadikan sebagai pondasi, harus
dibangun dengan kokoh dan kuat. Mengapa? karena jika tidak pasti akan mudah
runtuh atau bahkan hancur.
Mental
kuat. Mental kuat sangat diperlukan, terutama dalam membangun sebuah media.
Jika kita ketahui bersama, dalam membangun media pasti mengalami berbagai
ujian. Semakin banyak ujian yang diperoleh, maka semakin terasah pula mental
yang dimiliki. Dengan begitu, perlahan media yang dirintis pasti akan berada
pada puncak kesuksesannya.
Kesabaran.
Kesabaran memang salah satu sifat yang dimiliki oleh semua orang, namun
pemimpin media harus memiliki tingkat kesabaran yang ekstra. Untuk apa? Guna mengahadapi
dan menyatukan semua orang yang bekerja di media tersebut, yang memiliki
karakter dan sifat berbeda-beda setiap orangnya. Dengan dapat menyatukan
seluruhnya maka akan tercipta media yang solid dan tak ada pembeda.
Strategi.
Strategi khusus sangat dibutuhkan, terutama dalam menyusum progam-program, baik
itu program hiburan, sinetron, ataupun program berita. Pemimpin media dan para
staffnya berusaha untuk menyajikan program hiburan dan sinetron yang dapat
memberikan nilai edukasi di dalamnya. Selain itu, program berita juga harus
disajikan sebagai program berita yang independen. Tak memihak kepada salah satu
pihak, agar tak membingungkan masyarakat. Dengan menyajikan berbagai acara
seperti itu, pasti citra media tersebut selalu dipandang baik oleh masyarakat.