Kamis, 22 September 2016

Tak Mudah Menjadi Pemimpin Media


Dunia jurnalistik, mungkin dunia yang terkait erat dengan media. Baik cetak maupun online. Setiap hari mereka berlomba-lomba menyampaikan informasi terbaru berdasarkan fakta yang ada. Tetapi siapa sesorang yang berada dibalik kesuksesan semua media saat ini?. Ya, dia adalah pemimpin media.

Menjadi pemimpin media itu mungkin banyak didambakan setiap orang. Tak hanya mereka yang berasal dari dunia jurnalistik, di luar jurnalistik pun bisa. Tapi bagaimana perjuangan meraka? Bisa merintis dari nol hingga sesukses saat ini?

Mereka biasanya memulai semua dari awal, berjuang membangun bersama-sama hingga seperti saat ini. Sebagai contoh lihatlah perjuangan Chairul Tanjung, siapa yang tak kenal beliau? Terkenal dengan sebutan “Si Anak Singkong” ini tengah berada di puncak sebagai hasil kerja kerasnya. Bagaimana tidak, memulai usaha sejak bangku kuliah sering kali mengalami kebangkrutan tetapi beliau tak pantang menyerah. Beliau selalu mecoba, mencoba, dan mencoba.

Tetapi disini tidak akan membahas “Si Anak Singkong” secara mendalam, beliau hanya menjadi panutan bagi kita semua. Bayangkan saja merintis semua dari awal, jatuh bangun sering kali dialami hingga kini dapat mencapai puncak kesuksesannya. Apakah itu mudah? Tentu tidak.

Memang menjadi pemimpin media tidak semudah membalikkan telapan tangan. Beberapa hal harus dimiliki sebagai dasar. Dasar yang dijadikan sebagai pondasi, harus dibangun dengan kokoh dan kuat. Mengapa? karena jika tidak pasti akan mudah runtuh atau bahkan hancur.

Mental kuat. Mental kuat sangat diperlukan, terutama dalam membangun sebuah media. Jika kita ketahui bersama, dalam membangun media pasti mengalami berbagai ujian. Semakin banyak ujian yang diperoleh, maka semakin terasah pula mental yang dimiliki. Dengan begitu, perlahan media yang dirintis pasti akan berada pada puncak kesuksesannya.

Kesabaran. Kesabaran memang salah satu sifat yang dimiliki oleh semua orang, namun pemimpin media harus memiliki tingkat kesabaran yang ekstra. Untuk apa? Guna mengahadapi dan menyatukan semua orang yang bekerja di media tersebut, yang memiliki karakter dan sifat berbeda-beda setiap orangnya. Dengan dapat menyatukan seluruhnya maka akan tercipta media yang solid dan tak ada pembeda.

Strategi. Strategi khusus sangat dibutuhkan, terutama dalam menyusum progam-program, baik itu program hiburan, sinetron, ataupun program berita. Pemimpin media dan para staffnya berusaha untuk menyajikan program hiburan dan sinetron yang dapat memberikan nilai edukasi di dalamnya. Selain itu, program berita juga harus disajikan sebagai program berita yang independen. Tak memihak kepada salah satu pihak, agar tak membingungkan masyarakat. Dengan menyajikan berbagai acara seperti itu, pasti citra media tersebut selalu dipandang baik oleh masyarakat.